Sabtu, 01 Oktober 2011

Komisi I DPR Tetap Pergi ke Spanyol & Korsel untuk RUU Alutsista





Jakarta - Komisi I DPR ternyata tetap pergi ke Spanyol dan Korea Selatan. Tujuannya pun diganti, semula studi banding RUU Intelijen kini menjadi studi banding RUU Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista). 

"Jadi yang kunjungan untuk RUU Intelijen tidak ada. Tetapi untuk Alutsista tetap berangkat," kata Wakil Ketua Komisi I DPR TB Hasanuddin saat dihubungi detikcom, Kamis (29/9/2011).

Hasanuddin yang juga politikus PDIP ini menerangkan, tim Komisi I akan mulai berangkat esok Jumat (30/9). "Besok tetap berangkat," tuturnya.

Pernyataan Hasanuddin ini berbeda dengan apa yang disampaikan anggota Komisi I DPR Max Sopacua. Dia sebelumnya menyebut sepenuhnya keberangkatan dibatalkan, baik untuk RUU Intelijen maupun RUU Alutsista.

"Itu kan tidak urgent juga toh, ya akhirnya kita batalkan. Jadi tidak ada kunjungan ke Spanyol dan Korsel," imbuh Wakil Ketua Umum Partai Demokrat itu di DPR.

Selasa, 27 September 2011

"Sebelum Pembunuhan, Ruyati Telepon KJRI"



WAWACARA PUTRI TKW RUYATI, EEN NURAENAH

"Sebelum Pembunuhan, Ruyati Telepon KJRI"

Tim investigasi memaparkan temuan terbaru kasus Ruyati.

RABU, 28 SEPTEMBER 2011, 06:08 WIB
Elin Yunita Kristanti, Syahrul Ansyari
Ruyati (VIVAnews / Erik Hamzah)

VIVAnews – Kasus Ruyati binti Satubi, tenaga kerja wanita (TKW) yang tewas di tangan algojo, kembali mencuat. Tim advokasi  memaparkan hasil investigasi dari Arab – di Jeddah, Mekkah, dan Madinah. Salah satu kesimpulan yang didapat, pemerintah lalai dan tak memberikan pembelaan maksimal pada warga negaranya. (Baca bantahan pihak KBRI di sini).

Putri Ruyati, Een Nuraenah ikut bagian dalam tim yang dibiayai ‘Gerakan Rp1000 Untuk Ruyati’. Di Saudi, dengan mata kepalanya sendiri, Een menyaksikan lokasi ibunya dipancung. Juga lokasi di mana ibunya dimakamkan. "Saya pengen nekat seandainya bisa masuk saya ingin bongkar makam itu," kata Een.

Berikut wawancara VIVAnews.com dengan Een:

Tim advokasi menyatakan tak mungkin pemerintah tidak tahu Ruyati dipancung. Kemudian soal persidangan, Ruyati ternyata tak didampingi pengacara. Bagaimana menurut Anda?
Tidak ada yang membantu, nggak ada pengacara. Orang KJRI mengatakan dibantu, tapi begitu saya tanya siapa yang membantu, saya ingin bertemu, tidak ada. Itu benar-benar membenarkan bahwa pemerintah tidak peduli sama sekali, terutama sama ibu saya.

Padahal, waktu dulu saya ke Kemenlu, salah satu stafnya (Een menyebut sebuah nama), mengatakan, nanti akan diupayakan permohonan ampunan terhadap anak majikan, akan disediakan pengacaranya, ternyata itu cuma omong kosong. Menurut saya, ibu saya benar-benar berjuang sendiri tanpa ada yang membela satu pun.

Apa lagi bukti yang membuat Anda yakin, Ibu Ruyati diabaikan?
Ada cerita dari temannya umi (Ruyati), Suwarni. Dia pernah saya suruh nengok ke penjara waktu itu, dibilang ngapain repot-repot nengok, pemerintah kamu aja nggak ada yang nengok. Jadi bener-bener nggak ada, kasihan ibu saya. Kalau denger ceritanya Suwarni, Umi pernah telpon ke KJRI sebelum dipenjara dan pembunuhan, tapi tidak ditanggapi.

Ceritanya Suwarni, beliau disiram air panas, dikejar-kejar majikan sambil bawa pisau, penderitaannya luar biasa. Penderitaan Umi sebelum ada pembunuhan membuat hati saya seperti disilet. Bayangin, disiram air panas, kecipratan sedikit saja sudah sakit. Mungkin saja saat itu beliau rebutan pisau, namanya dikejar-kejar, bela diri namanya.

Jika pemerintah sudah maksimal berusaha, tapi ibu saya masih meninggal di Arab, kami  tidak akan terlalu sedih berkepanjangan.

Ketika tahu temuan investigasi itu, bagaimana perasaan Anda? Apakah Anda marah?
Semenjak pertama kali saya di tanah Arab itu ,dari situ aja rasanya sudah bagaimana, setiap langkah itu merasakan penderitaan-penderitaan orang tua. Hati saya sudah terlalu kecewa, penderitaan saya begitu berat.

Kepala BNP2TKI meminta maaf pada keluarga almarhum atas kesalahan penyebutan lokasi makam.  Tanggapan Anda?
Sampai saat ini belum pernah minta maaf. Menurut saya, seandainya datang langsung, mungkin agak sedikit mengurangi rasa kecewa saya. Tapi kalau jenazah ibu belum dipulangkan tetap saya tuntut. Inginnya saya, resmi  minta maaf ke saya, keluarga saya.

Belum cukup ucapan maaf lewat media?
Belum cukup, kenapa tidak langsung ke keluarga saya. Masih ada kakek- nenek saya, sangat kecewa juga, adik-adik saya. Pengennya saya, mereka datang ke rumah saya. Kalau begitu nggak serius nggak dari hati.

Apakah selama ini, sejak kematian ibu Anda, ada pejabat pemerintah yang menghubungi Anda?
Nggak ada komunikasi lagi semenjak pemerintah meminta tanda tangan keluarga saya masalah pemulangan jenazah, setelah itu nggak ada kontak lagi. Terakhir adalah tujuh harinya (almarhum), sudah lama nggak ada kontak dengan pemerintah.

Apa yang  disampaikan pihak pemerintah ketika itu?
BNP2 TKI menyampaikan soal pemulangan jenazah.

Soal pemulangan jasad ibu Anda, kabar terakhir menyebut, jenazah TKW Kikim Komalasari yang dibunuh di Arab Saudi dipulangkan, setelah hampir setahun. Apakah Anda bersedia menunggu kapanpun, dengan proses yang sulit, sampai jasad ibu Anda dipulangkan?
Pengen saya dipulangkan secepatnya, pokoknya kalau belum dikembalikan ke keluarga kami akan tuntut. Dengan kondisi apapun asalkan itu bener-bener ibu saya, meski tinggal tulang-tulangnya saja.

Sampai kapan?
Sampai jenazah itu ditemukan.

Anda ikut ke Arab Saudi, termasuk mengunjungi lokasi eksekusi. Perasaan Anda saat itu?
Sangat sedih luar biasa, nangis kalau ditanya begitu (Een sempat terdiam). Terlalu sedih.  Saya kadang mengkhayal bagaimana kondisi Umi saat itu, terlalu sakit (sambil terisak).

Anda sempat melihat lokasi makam Ibu Ruyati?
Saya tidak boleh masuk karena haram. Kalau perempuan itu tidak boleh. Saya ingin nekat tapi tidak enak.Seandainya bisa masuk, saya ingin bongkar makam itu.

Pasca temuan tim ini, langkah apa yang akan Anda lakukan?
Saya ingin pemerintah bertanggung jawab. Orang yang lalai itu diberi sanksi. Yang mengabaikan tugas harus diberi sanksi, mereka lebih tahu. Yang paling bertanggung jawab adalah KBRI.  (Een menyebut sebuah nama dari pihak KBRI) dia yang bertanggung jawab. Saya ketemu dia, matanya seakan berbohong. Beliau justru berusaha mendinginkan saya, “Bu Eni biasanya orang-orang suka meninggal di Arab”.  Saya katakan, “Kalau meninggalnya wajar nggak apa-apa, meninggal begitu siapa yang terima?”.

Sudah tiga bulan berlalu, Anda masih merasa sangat kehilangan ibu?Iya, masih merasa kehilangan.

Apa kenangan yang paling tidak bisa dilupakan?
Banyak. Beliau sabar menghadapi anak.  Beliau suka lagu Rhoma Irama. Kalau dengerin lagu ‘Kehilangan‘ dan ‘Keramat’ , saya ingin menjerit. Rhoma adalah favorit beliau dari muda. Ibu bilang banyak lagu-lagu Rhoma yang menyentuh. Meski banyak artis-artis baru beliau masih suka Rhoma.

Apa yang paling Anda rindukan dari beliau?
Senyumnya dan kasih sayang beliau. Saya dekat sekali dengan beliau, jadi merasakan sekali begitu kehilangan beliau.
• VIVAnews

Militer Indonesia Belanja Alutsista, Tetangga Sebelah Panik


Militer Indonesia Belanja Alutsista, Tetangga Sebelah Panik


Skuadron 31 Penerbad dengan Heli Tempur Mi35 buatan Rusia


Adalah Menhan Purnomo secara lantang menyatakan pada event penyerahan 3 pesawat tempur Sukhoi SU-27 di Makassar tanggal 27 September 2010 lalu: Untuk membangun pertahanan negara membutuhkan anggaran yang cukup besar, namun besarnya biaya itu tidak semahal dengan kehormatan dan harga diri bangsa.  Negara yang besar harus didukung dengan pertahanan yang kuat agar bangsa ini tidak dirongrong, baik dari dalam maupun dari luar. Untuk membangun kekuatan udara NKRI, Indonesia akan melengkapi skuadron  tempurnya dengan 10 skuadron dengan kekuatan 180 pesawat tempur Sukhoi buatan Rusia untuk 10 tahun kedepan.

Statemen ini seperti petir di siang bolong  yang  membuat petinggi militer negara tetangga terutama Malaysia, Singapura dan Australia menjadi gerah dan gelisah.  Selama pekan-pekan ini semua situs militer dan forum militer di dunia maya berdiskusi hangat membahas pembangunan kekuatan militer Indonesia secara besar-besaran. Kalimat utamanya adalah kaget, ada apa gerangan, mengapa tiba-tiba, mau dibawa kemana hubungan kita (kata Armada Band), lalu mereka  mulai berhitung ulang dengan inventory arsenalnya.

Geliat perkuatan militer Indonesia secara terpadu mulai terlihat ketika kasus Ambalat pada tahun 2005 menghina harga diri bangsa oleh sebuah negara yang mengaku serumpun tapi arogan, Malaysia.  Sesungguhnya itulah titik awal kebangkitan militer Indonesia bersamaan dengan tekad TNI menjadi tentara profesional pengawal NKRI dan tidak lagi terjun dalam dunia politik dalam negeri yang belum dewasa dalam berdemokrasi sampai saat ini.
Belakangan pembangunan kekuatan militer China, India dan Australia menjadi sebab utama mengapa negara kepulauan ini harus memperkuat tentaranya dengan arsenal modern. Menhan Purnomo mengatakan belanja alutsista Indonesia selama lima tahun ke depan berjumlah US$ 16,7 milyar atau setara dengan Rp 150 trilyun, sebuah angka yang fantastik yang mampu membangunkan rasa percaya diri bagi seluruh anak bangsa yang cinta NKRI.  Pemerintah oke, DPR  juga, apalagi kalau rakyat ditanya dijamin pasti setuju banget.  Soalnya selama satu dekade ini kalau bicara alutsista kesan dan pesannya mirip lagu nelongso, minim anggaran, terbentur anggaran, prioritas ekonomi, harus banyak puasa aparat TNI sambil mengelus dada. Sabar ya nduk, kata bapak kandungnya TNI, ya rakyat, ya pemerintah.   Nah sekarang TNI sudah berbuka puasa dan menunya sangat beragam, ada PKR, ada Sukhoi, ada Kapal Selam, ada Rudal, ada Panser, bermacam-macam dah.

Apa yang bisa dibelanjakan dengan duit 150 trilyun rupiah itu dalam lima tahun ke depan.  Pasti banyak dong dan plaza atau mall arsenal berbagai negara pada sibuk menjajakan diri untuk kerjasama, kerja bareng dan kerja repot menghabiskan dana segar dan banyak itu.  Namanya juga gula, pasti banyak semut berdatangan dengan wajah manis untuk kerja bareng memproduksi alutsista di tanah air atau menawarkan produknya yang terbaru.

Kalau kita berandai-andai, setidaknya inilah arsenal yang segera mengisi  depot-depot militer Indonesia  sampai tahun 2015:

Alutsista Utama  TNI AU :

  • 4 Skuadron (64 unit) Sukhoi
  • 2 Skuadron (32 unit) F16
  • 2 Skuadron (36 unit) Hawk100/200
  • 1 Skuadron (12 unit) F5E
  • 1 Skuadron (16 unit) Super Tucano
  • 1 Skuadron (16 unit) Yak 130
  • 2 Skuadron ( 36 unit ) UAV
  • 4 Skuadron (64)Hercules
  • 7 Batteray Hanud Area
Alutsista Utama Angkatan Laut :

  • KRI  PKR Fregat  32 unit
  • KRI Korvet  56 unit
  • KRI Kapal Cepat Rudal 82 unit
  • KRI Kapal Patroli  Cepat  87 unit
  • KRI Kapal Selam 6 unit
  • KRI logistik dan angkut pasukan  LPD, LST 48 unit
Kekuatan armada angkatan laut akan ditambah menjadi 3 armada yaitu Armada Barat berpusat di Tanjungpinang, Natuna dan Belawan, Armada Tengah berpusat di Surabaya, Makassar dan  Tarakan,  Armada Timut berpusat di Ambon Merauke dan Kupang.  Kekuatan Marinir diproyeksi akan mencapai 60 ribu pasukan dan disebar diberbagai pangkalan angkatan laut.  Kekuatan persenjataan marinir meliputi 350 Tank BMP 3F terbaru, 175 Tank amphibi eksisting, 320 panser amphibi eksisting, 800 rudal QW3, 40 RM Grad, 75 Howitzer.

Alutsista Utama Angkatan Darat :

  • Pasukan Kostrad  3 divisi
  • Pasukan  Pemukul Kodam  150 Batalyon
  • Main Battle Tank  200 unit ditempatkan di Kalimantan dan NTT.
  • Panser Pindad  APC 540 unit  untuk batalyon infantri mekanis
  • Panser Canon 320 unit
  • Meriam dan Howitzer artileri  890 unit
  • Roket NDL  720 unit
  • Tank dan Panser eksisting berjumlah 750 unit.
  • 20 Heli tempur Mi35
  • 26 Heli angkut Mi17
  • 95 Heli tempur jenis lain
  • 1300 Rudal anti tank
  • 60 Hanud titik dengan rudal terbaru
  • 700 Rudal strategis Pindad-Lapan
Angkatan Udara dan Angkatan Laut adalah yang terbesar menyerap alokasi anggaran alutsista mengingat  banyaknya alutsista yang dibangun dikembangkan dan dibeli dengan teknologi terkini.  Pembuatan 10 PKR light Fregat yang sedang dibangun PT PAL setidaknya menghabiskan dana  US $ 2,5 milyar.  Pembuatan 4 kapal selam ditaksir menghabiskan dana US $2 milyar.  Tambahan skuadron tempur Sukhoi dan F16 berikut arsenalnya diprediksi menyerap anggaran US $ 6 milyar. 
Angkatan Udara akan menempatkan skuadron-skuadron tempurnya di Medan   (1 skuadron F16), Pangkal Pinang  (1 Skuadron Sukhoi) dan Madiun (2 Skuadron Sukhoi).  Eksisting  yang sudah ada 1 Skuadron Sukhoi di Makassar, 1 Skuadron F16 di Madiun, 1 Skuadron F5E di Madiun, 1 Skuadron Hawk di Pekan Baru dan 1 Skuadron di Pontianak.  Dengan masuknya arsenal baru terjadi pergeseran lokasi skuadron, Tarakan mendapat 8 SuperTucano dan 8 Hawk, Malang 8 SuperTucano, Yogya 16 Yak130.   Skuadron F16 di Madiun digeser ke Kupang dan F5E digeser ke Biak dan Timika.

Membaca peta arsenal ini saja jiran sebelah terutama Malaysia, Singapura dan Australia dijamin berkeringat apalagi jika lima tahun ke depan sudah menjadi kenyataan, bisa-bisa tak bisa tidur mereka.  Namun bagi sebuah negara besar seperti NKRI, wajar saja diperlukan alutsista dalam jumlah besar untuk mempertahankan harga diri dan kehormatan bangsa, agar negara lain tidak terus menerus meremehkan kekuatan pengawal republik kita.  Yang jelas dalam pembangunan kekuatan milter ini semuanya ditujukan untuk mempertahankan kedaulatan NKRI dari ancaman pihak manapun, setidaknya mereka akan berhitung ulang jika ingin melecehkan teritori Indonesia.

Militer Indonesia Belanja Alutsista, Tetangga Sebelah Panik


Militer Indonesia Belanja Alutsista, Tetangga Sebelah Panik


Skuadron 31 Penerbad dengan Heli Tempur Mi35 buatan Rusia


Adalah Menhan Purnomo secara lantang menyatakan pada event penyerahan 3 pesawat tempur Sukhoi SU-27 di Makassar tanggal 27 September 2010 lalu: Untuk membangun pertahanan negara membutuhkan anggaran yang cukup besar, namun besarnya biaya itu tidak semahal dengan kehormatan dan harga diri bangsa.  Negara yang besar harus didukung dengan pertahanan yang kuat agar bangsa ini tidak dirongrong, baik dari dalam maupun dari luar. Untuk membangun kekuatan udara NKRI, Indonesia akan melengkapi skuadron  tempurnya dengan 10 skuadron dengan kekuatan 180 pesawat tempur Sukhoi buatan Rusia untuk 10 tahun kedepan.

Statemen ini seperti petir di siang bolong  yang  membuat petinggi militer negara tetangga terutama Malaysia, Singapura dan Australia menjadi gerah dan gelisah.  Selama pekan-pekan ini semua situs militer dan forum militer di dunia maya berdiskusi hangat membahas pembangunan kekuatan militer Indonesia secara besar-besaran. Kalimat utamanya adalah kaget, ada apa gerangan, mengapa tiba-tiba, mau dibawa kemana hubungan kita (kata Armada Band), lalu mereka  mulai berhitung ulang dengan inventory arsenalnya.

Geliat perkuatan militer Indonesia secara terpadu mulai terlihat ketika kasus Ambalat pada tahun 2005 menghina harga diri bangsa oleh sebuah negara yang mengaku serumpun tapi arogan, Malaysia.  Sesungguhnya itulah titik awal kebangkitan militer Indonesia bersamaan dengan tekad TNI menjadi tentara profesional pengawal NKRI dan tidak lagi terjun dalam dunia politik dalam negeri yang belum dewasa dalam berdemokrasi sampai saat ini.
Belakangan pembangunan kekuatan militer China, India dan Australia menjadi sebab utama mengapa negara kepulauan ini harus memperkuat tentaranya dengan arsenal modern. Menhan Purnomo mengatakan belanja alutsista Indonesia selama lima tahun ke depan berjumlah US$ 16,7 milyar atau setara dengan Rp 150 trilyun, sebuah angka yang fantastik yang mampu membangunkan rasa percaya diri bagi seluruh anak bangsa yang cinta NKRI.  Pemerintah oke, DPR  juga, apalagi kalau rakyat ditanya dijamin pasti setuju banget.  Soalnya selama satu dekade ini kalau bicara alutsista kesan dan pesannya mirip lagu nelongso, minim anggaran, terbentur anggaran, prioritas ekonomi, harus banyak puasa aparat TNI sambil mengelus dada. Sabar ya nduk, kata bapak kandungnya TNI, ya rakyat, ya pemerintah.   Nah sekarang TNI sudah berbuka puasa dan menunya sangat beragam, ada PKR, ada Sukhoi, ada Kapal Selam, ada Rudal, ada Panser, bermacam-macam dah.

Apa yang bisa dibelanjakan dengan duit 150 trilyun rupiah itu dalam lima tahun ke depan.  Pasti banyak dong dan plaza atau mall arsenal berbagai negara pada sibuk menjajakan diri untuk kerjasama, kerja bareng dan kerja repot menghabiskan dana segar dan banyak itu.  Namanya juga gula, pasti banyak semut berdatangan dengan wajah manis untuk kerja bareng memproduksi alutsista di tanah air atau menawarkan produknya yang terbaru.

Kalau kita berandai-andai, setidaknya inilah arsenal yang segera mengisi  depot-depot militer Indonesia  sampai tahun 2015:

Alutsista Utama  TNI AU :

  • 4 Skuadron (64 unit) Sukhoi
  • 2 Skuadron (32 unit) F16
  • 2 Skuadron (36 unit) Hawk100/200
  • 1 Skuadron (12 unit) F5E
  • 1 Skuadron (16 unit) Super Tucano
  • 1 Skuadron (16 unit) Yak 130
  • 2 Skuadron ( 36 unit ) UAV
  • 4 Skuadron (64)Hercules
  • 7 Batteray Hanud Area
Alutsista Utama Angkatan Laut :

  • KRI  PKR Fregat  32 unit
  • KRI Korvet  56 unit
  • KRI Kapal Cepat Rudal 82 unit
  • KRI Kapal Patroli  Cepat  87 unit
  • KRI Kapal Selam 6 unit
  • KRI logistik dan angkut pasukan  LPD, LST 48 unit
Kekuatan armada angkatan laut akan ditambah menjadi 3 armada yaitu Armada Barat berpusat di Tanjungpinang, Natuna dan Belawan, Armada Tengah berpusat di Surabaya, Makassar dan  Tarakan,  Armada Timut berpusat di Ambon Merauke dan Kupang.  Kekuatan Marinir diproyeksi akan mencapai 60 ribu pasukan dan disebar diberbagai pangkalan angkatan laut.  Kekuatan persenjataan marinir meliputi 350 Tank BMP 3F terbaru, 175 Tank amphibi eksisting, 320 panser amphibi eksisting, 800 rudal QW3, 40 RM Grad, 75 Howitzer.

Alutsista Utama Angkatan Darat :

  • Pasukan Kostrad  3 divisi
  • Pasukan  Pemukul Kodam  150 Batalyon
  • Main Battle Tank  200 unit ditempatkan di Kalimantan dan NTT.
  • Panser Pindad  APC 540 unit  untuk batalyon infantri mekanis
  • Panser Canon 320 unit
  • Meriam dan Howitzer artileri  890 unit
  • Roket NDL  720 unit
  • Tank dan Panser eksisting berjumlah 750 unit.
  • 20 Heli tempur Mi35
  • 26 Heli angkut Mi17
  • 95 Heli tempur jenis lain
  • 1300 Rudal anti tank
  • 60 Hanud titik dengan rudal terbaru
  • 700 Rudal strategis Pindad-Lapan
Angkatan Udara dan Angkatan Laut adalah yang terbesar menyerap alokasi anggaran alutsista mengingat  banyaknya alutsista yang dibangun dikembangkan dan dibeli dengan teknologi terkini.  Pembuatan 10 PKR light Fregat yang sedang dibangun PT PAL setidaknya menghabiskan dana  US $ 2,5 milyar.  Pembuatan 4 kapal selam ditaksir menghabiskan dana US $2 milyar.  Tambahan skuadron tempur Sukhoi dan F16 berikut arsenalnya diprediksi menyerap anggaran US $ 6 milyar. 
Angkatan Udara akan menempatkan skuadron-skuadron tempurnya di Medan   (1 skuadron F16), Pangkal Pinang  (1 Skuadron Sukhoi) dan Madiun (2 Skuadron Sukhoi).  Eksisting  yang sudah ada 1 Skuadron Sukhoi di Makassar, 1 Skuadron F16 di Madiun, 1 Skuadron F5E di Madiun, 1 Skuadron Hawk di Pekan Baru dan 1 Skuadron di Pontianak.  Dengan masuknya arsenal baru terjadi pergeseran lokasi skuadron, Tarakan mendapat 8 SuperTucano dan 8 Hawk, Malang 8 SuperTucano, Yogya 16 Yak130.   Skuadron F16 di Madiun digeser ke Kupang dan F5E digeser ke Biak dan Timika.

Membaca peta arsenal ini saja jiran sebelah terutama Malaysia, Singapura dan Australia dijamin berkeringat apalagi jika lima tahun ke depan sudah menjadi kenyataan, bisa-bisa tak bisa tidur mereka.  Namun bagi sebuah negara besar seperti NKRI, wajar saja diperlukan alutsista dalam jumlah besar untuk mempertahankan harga diri dan kehormatan bangsa, agar negara lain tidak terus menerus meremehkan kekuatan pengawal republik kita.  Yang jelas dalam pembangunan kekuatan milter ini semuanya ditujukan untuk mempertahankan kedaulatan NKRI dari ancaman pihak manapun, setidaknya mereka akan berhitung ulang jika ingin melecehkan teritori Indonesia.

Skenario Perang Indonesia - Malaysia


Skenario Perang Indonesia - Malaysia



Wilayah Konflik Ambalat
Panas dinginnya hubungan bertetangga antara Indonesia dengan Malaysia dimana penyebab virus demam itu bermuasal dari arogansi Malaysia yang merasa kastanya lebih tinggi dari Indonesia, lalu seenaknya melecehkan teritori NKRI, budaya NKRI, dan TKI.  Situasi ini  memberikan cuaca mendung dan memungkinkan setiap komponen warga bangsa ini mempersiapkan skenario terburuk untuk melawan arogansi tetangga sebelah itu. Beberapa skenario ganyang Malaysia sudah disiapkan melalui beberapa cara dan salah satunya adalah pre emptive strike menghajar teritori Malaysia melalui serangan dadakan yang tak terduga.

Berbagai unjuk rasa sampai sweeping yang dilakukan terhadap warga Malaysia setidaknya mencatat satu hal penting yaitu permusuhan di kalangan grass root masyarakat Indonesia dengan Malaysia sudah mencapai titik didih.  Seandainya Pemerintah mengisyaratkan sinyal Dwikora jilid 2 maka dalam waktu sesingkatnya TNI bisa melancarkan pre emptive strike.  Simulasinya adalah suatu kejadian di sekitar Maret 2015 dengan sebab yang sama, Ambalat.  TNI mendahului dengan melakukan sabotase obyek vital di Semenanjung dan Kalimantan melalui pasukan khusus yang menyamar sebagai TKI.  

Tak lama kemudian  TNI meluncurkan ratusan rudal yang sudah ready for use di Sarawak dan Sabah dan dalam waktu bersamaan dimulailah serangan amphibi gerak cepat menghancurkan kota Tawao dan Kinabalu. TNI AL pada saat itu sudah memiliki kekuatan 3 divisi Marinir dengan persenjataan lengkap dan pengalaman tempur yang jauh lebih baik dari TLDM baik dari sisi kuantitas dan kualitas. Dalam pada itu 1 pleton Taifib dan Jala Mengkara diluncurkan melalui kapal selam mini untuk hancurkan Scorpene yang sedang berlabuh di pangkalannya di Sabah lewat serangan tak terduga dinihari.

Serangan dan pendaratan pasukan amphibi akan diselesaikan dalam waktu 11 jam yang bergerak dari Sangatta dan Tarakan yang sudah dipersiapkan sebagai basis militer berkekuatan 50 ribu pasukan TNI.  Sebelumnya pantai Tawao dan Kinabalu dihujani bom oleh 8 Sukhoi dan 12 F16.  Kemudian pasukan pendukung AD dan persenjataan berat lainnya diturunkan dari puluhan KRI LPD, LST dalam waktu 24 jam berikutnya. 

Dalam waktu bersamaan 1 Divisi TNI AD dengan dukungan ratusan artileri, tank dan rudal yang sudah digelar di Kalimantan Barat memasuki Kuching dalam satu serangan kilat  8 jam. Karena sudah didahului oleh serangan rudal, maka pusat-pusat combatan, pangkalan udara dan komunikasi Malaysia di Sarawak menjadi lumpuh.  Sementara Perairan Natuna sebelumnya juga sudah diblokade oleh 26 KRI untuk memutus logistik laut Semenanjung dan Borneo.

Lalu bagaimana dengan Sumatra ? TNI di wilayah ini mengirim pasukan komando ke Semenanjung untuk menyusup dan lakukan sabotase mirip rembesan lasykar jihad. Selat Malaka dikawal oleh 34 KRI striking force yang siap menyerang pantai Malaysia.  Melalui penyusupan pasukan komando, obyek-obyek vital di KL dihancurkan dan mengkondisikan TKI dan warga Indonesia yang ada di Malaysia untuk melakukan serangan sporadis, bom bunuh diri, intelijen, sabotase dan pembakaran sehingga menimbulkan kepanikan massif sekalian membalas apa yang telah dilakukan Noordin M Top selama ini. Model propaganda juga dilakukan dengan melakukan provokasi terhadap etnis China dan India untuk melakukan perlawanan terhadap diskriminasi etnis yang terjadi selama ini dan mempersiapkan Anwar Ibrahim merebut kekuasaan dan mengganti bentuk kerajaan menjadi republik Malaysia.

Pada hari yang sama 3 brigade Marinir dari Medan dan Aceh lakukan serangan dadakan ke Penang untuk memecah konsentrasi TDM berperang menuju front yang mana. Karena kebingungan menghadapi 4 front pertempuran sekaligus (Sabah, Sarawak, Natuna dan Penang) membuat TDM kebingungan, panik dan tidak mampu lakukan konsolidasi karena telah terjadi kerusuhan rasial di Semenanjung, Serawak dan Sabah. Sementara dari Riau ratusan kapal nelayan yang berisi pasukan para militer Indonesia dan sukarelawan merembes dan mendarat secara besar-besaran lalu lakukan sabotase, pembakaran dan mengajak warga Indonesia yang ada di Johor untuk lakukan apa saja untuk membuat huru-hara horizontal sehingga menimbulkan perkelahian massal dan ketakutan yang luar biasa bagi warga Malaysia.

Lalu dimana posisi TNI AU. Dengan kekuatan  pesawat tempur  32 Sukhoi, 40 F16, 36 Hawk, 12 F5E, 16 Yak 130, 16 Super Tucano TNI AU tidak melakukan serangan udara ke wilayah Semenanjung karena serangan pre emptive sudah dilakukan melalui rudal-rudal berjarak jangkau 300 km dan mampu melumpuhkan pusat-pusat militer dan komunikasi Malaysia.  Meskipun begitu TNI AU bersiap untuk dog fight dengan TUDM dengan taktik biarkan lawan masuk ke wilayah NKRI baru digebuk dan dihancurkan. Wilayah Indonesia yang luas ini membuat TUDM tak fokus mau lakukan serangan udara ke area mana apalagi seluruh pangkalan udara di Sarawak dan Sabah telah dihancurkan rudal-rudal Lapan yang menggetarkan itu.

Serangan langsung ke wilayah teritori Malaysia diskenariokan hanya berlangsung 7 hari karena Indonesia tidak berambisi ekspansi teritorial. Setelah melewati waktu itu seluruh PPRC (Pasukan Pemukul Reaksi Cepat) TNI ditarik mundur setelah pengkondisian di dalam negeri Malaysia berjalan mulus yaitu menimbulkan konflik horizontal diantara sesama penduduk Malaysia kemudian mendukung Anwar Ibrahim menjadi presiden Malaysia setelah bentuk kerajaan diganti menjadi republik dan mempercepat pembentukan negara Sabah dan Sarawak di Kalimantan.

Berikut disampaikan peta kekuatan TNI dan cadangan nasional yang dimiliki NKRI, sebuah kekuatan yang tak mampu ditandingi Malaysia, apalagi kalau bicara kekuatan nasionalisme dan heroik yang dimiliki bangsa ini

TNI AD  memiliki pasukan tempur 260.000 orang (Kopassus, Kostrad, Kodam).  Jumlah pasukan cadangan mencapai 6 juta personil.  TNI AD dilengkapi dengan 1.200 Tank, 1.700 Panser, Artileri / Roket  2.200 unit, Rudal 900 unit, Heli Tempur 90 unit.  Konsentrasi arsenal TNI AD ada di pulau Kalimantan.

TNI AL memiliki kekuatan 95.000 pasukan termasuk 3 divisi Marinir dengan jumlah armada 196 KRI dari berbagai jenis (Fregat, Korvet, KCR, LPD, LST).  Kapal selam yang dimiliki berjumlah 6 unit dan menjadi alat pukul strategis untuk menghancurkan kapal diraja Malaysia yang lewat di selat Malaka, Laut Natuna dan Ambalat.  Marinir memiliki 750 tank amphibi dan 820 panser amphibi disamping howitzer, roket dan rudal.

TNI AU memiliki kekuatan pesawat tempur  32 Sukhoi, 40 F16, 36 Hawk, 12 F5E, 16 Yak 130, 16 Super Tucano, 6 pesawat intai strategis, 12 pesawat intai taktis, 40 pesawat angkut berat Hercules, 24 pesawat  UAV dan rudal anti serangan udara jarak sedang.

Nah sekarang dengan skenario perang ini mampukah Malaysia menandingi kekuatan NKRI yang jauh lebih besar dari kekuatan yang dimiliknya, terutama kekuatan nasionalisme dan heroik yang dimiliki seluruh anak bangsa. Pesan yang ingin disampaikan melalui tulisan ini adalah agar jiran sebelah itu mampu memberikan nuansa bertetangga yang baik, tidak arogan, tidak melecehkan tetangga, saling menghormati dan toleransi. Jangan sampai kondisi terburuk itu yang terjadi, jangan bangunkan macan yang sedang tidur, jangan buat harga diri bangsa Indonesia menjadi macan yang terluka. Kalau itu yang terjadi, siap-siaplah menjadi almarhum kerajaan Malaysia.